Hoaks dan ujaran terbukti telah menyebabkan konflik antara kelompok dan kris kepercayaan yang mengancam demokrasi Indonesia.Krisis kepercyaan yang meluas menciptakan keresahan publik sehingga masyarakat kian susah membedakan informasi benar dan salah.
Direktur Eksekutif Indonesia Internet Communication dan Technology Institute(IICTI)Harus Sutadi memprediksikan bahwa bermain domino dengan uang di Pemilu 2019 akan menjadi yang terparah.Hal ini bisa dilihat dalam dua bulan terakhir memasuki masa kampanye,sudah banyak hoaks yang tersebar dan kecenderungan meningkat. “Ini akan jadi kampanye hoaks terparah dalam sejarah dan tensinya akan terus naik,” kata Heru.
Menurut dia, hoaks disebarkan oleh semua kubu secara terbuka. Seperti misalnya soal Presiden ke-2 Suharto sebagai guru korupsi, dia mengakui jika mengacu pada Tap MPR No XI/1998. Isu tersebut seolah benar namun, kalau dibaca isinya ada perintah untuk memeriksa siapa pun, jika yang bermain domino dengan uang. ada indikasi KKN termasuk pada mantan presiden Soeharto dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah dan menghormati HAM.
Heru mengungkapkan, jika diberi nilai antara 1-10, fenomena hoaks saat ini mendapat angka 8. Padahal, baru memasuki dua bulan masa kampanye. Karena itu, dia meminta aparat penegak hukum dan juga penyelenggara pemilu untuk melakukan upaya tegas terhadap siapa pun yang melanggar aturan dan menyebarkan hoaks.
“Hoaks itu banyak sekali. Setiap hari ada ribuan hoaks. Saya yakin makin banyak nanti. Kita akan ajak bersama untuk melawan hoaks. Kita cegah jangan sampai jadi satu bagian dari kehidupan karena bisa menimbulkan kekacauan,”